Powered By Blogger

Senin, 11 April 2011

gelap tak lagi datang

aku datang
dalam gelap yang tak tahu arah
gelap... yang selalu membuat aku lelah
gelap... yang tak seperti gelap yang dulu...

dulu gelapku, teriring...
tarian kunang-kunang..
setiap malam memberi cerah yang indah
nyanyian malam yang terdengar sangat merdu

namun............kini..............

tak lagi ku rasakan nikmatnya
tak lagi kurasakan nyamannya

aku.. telah jauh pergi dari masa lalu ku
masa lalu... yang begitu indah untuk dilupakan

SEDIH TAK BERARTI


“Allohuakbar-Allohuakbar”
“tok…tok…tok.. abang cepet bangun udah shubuh cepet sholat”

Adzan shubuh berkumandang dengan merdu pagi itu,namun aku masih terjaga dalam tidur lelap hingga ibuku mengetuk pintu kamarku. Padahal sebelumnya tidak pernah.

“duh… udah siang”

kataku dengan arwah yang mungkin belum lengkap. Aku mulai terbangun dan bergegas kekamar mandi untuk mengambil air wudlu, berharap ampunan atas dosa-dosaku yang terdahlu. Seusai sholat shubuh entah mengapa jantungku berdetak tak karuan

“dag… dig…dug…”

rasanya hatiku tidak tenang seakan-akan nanti terjadi sesuatu yang menyedihkan.

“ya alloh…ada apa ini kenapa detak jantungku semakin kencang, ya alloh selamatkan kami ya Alloh dari mara bahaya dan ampunilah kami ya rabb..”

Ucapku dalam do’a dan mencoba menenangkan hati. Setelah mandi dan ganti baju aku ambil tas dan laptop yang selalu menemaniku mengajar di salah satu SMP di kota Padang Pariaman.

“Doni…cepat sarapan dulu”
“iya…uni”

Jawabku pada uni yang selalu bawel menyuruhku sarapan, ya meski agak bawel tapi aku tetap sayang pada uniku ini.

”don.. gimana murid-murid disekolah mu tu..”

“ya.. begitulah Uni namanya juga anak kecil kadang-kadang suka ngeselin”

“ya tak apalah, yang penting kau jadikan ni sebagai ibadah saja, dan ingat pesan Uni jangan mudah putus asa, jangan tinggalkan solat dan berdoa”

“iya…Uni”

Seusai sarapan aku bergegas pergi kesekolah untuk mengajar mata pelajaran KIMIA yang kata orang-orang mata pelajaran yang cukup membuat bingung dan trauma, karna saking seringnya remedial seusai ulangan umum waktu masih sekolah.

Di sepanjang jalan aku terus teringat ucapan Uni yang sedikit berbeda pagi itu, tak biasanya Uni bilang seperti itu padaku seakan-akan ia berwasiat padaku. Tapi sudahlah mungkin itu hanya fikiranku saja…
Sesampainya aku disekolah bel telah berbunyi anak-anak dengan baju seragam putih biru bergeges masuk ke kelas

“hei…sedang apa kamu disini”
Tanyaku pada seorang anak yang tengah jongkok didepan warung di pinggir gerbang sekolah

“mmmm…eueu…. Tidak pak”
Jawabnya dengan muka pucat dan terlihat ketakutan

“kamu mau bolos sekolah ya?”

“tidak pak… saya tidak berniat bolos”
Sesaat setelah ku dekati anak itu aku lihat ada sesuatu yang tengah ia pegang diujung benda itu berwarna merah keabuan dan berasap

“tunggu dulu…itu apa ditangan mu coba mana bapa ingin lihat”

“bukan apa-apa pak.. jangan pak jangan diambil”

“kamu merokok? Sekarang ikut bapak ke kantor”

Kataku  dengan nada sedikit tinggi pada anak itu, Setelah kurebut benda itu dari tangannya ternyata sebatang rokok dengan bacaan DJARUM COKLAT tengah ia hisap dengan nikmatnya, bukan dibelikan buku atau pun bersedekah dan menabung, tapi membeli sebatang rokok serta berniat bolos dari sekolah pula. Padahal orang tuanya menitipkan harapan besar agar ia kelak bisa jadi orang sukses, bahkan untuk ongkos dan uang jajan pun mereka tak segan untuk bekerja banting tulang bahkan meminjam uang pada tetangga karna tak mau anak yang ia kasihi bersedih karna tak diberi uang layaknya anak-anak yang lain.
Ia hanya bisa menunduk dan wajahnya terlihat pucat saat aku bawa dia ke ruang guru. Setibanya disana ku suruh ia duduk didepan mejaku.

“siapa nama mu,dan kelas berapa?”
“nama saya Adi pak, saya kelas IX-1”
“kenapa kamu merokok?”
“saya sudah biasa merokok pak”

Mendengar jawabannya aku berfikir lebih baik orang tuanya aku undang ke sekolah dari pada aku memarahinya sendiri, ku berikan sepucuk surat padanya untuk diberikan pada orang tuannya

“berikan surat ini pada orang tua mu, sekarang kamu kembali kekelas”
“baik pak..terimakasih”

Tak lama setelah anak itu meninggalkan ruang guru rasanya perasaan ku tidak enak, ruang guru terasa begitu asing bagiku.. entah mengapa.
Jam dinding menunjukan pukul 08-00 pagi

“assalamualaikum”
“wa’alaikum salam”

Seorng guru cantik dengan busana muslim berwarna merah muda dan jilbab berhiaskan bros berbentuk bunga lili masuk keruangan,, sungguh begitu indah…
Rifa itulah namanya, ia adalah guru bahasa inggris di sekolah ini. Sudah lama aku menyimpan kekaguman padanya ia wanita yang cantik, cerdas, baik dan ia juga seorang muslimah yang sholehah dan yang paling penting ia belum menikah. Sudah lama pula aku mengenalnya kami sering smsan dan bertelepon jika kami punya waktu luang,, ya… untuk sekedar berbincang-bincang dan bertukar fikiran karna ia punya pola fikir dan perinsip hidup yang hampir sama dengan ku, maka dari itu sangat nyaman jika aku berbincang dengannya. insyaalloh bulan depan aku ingin mencoba untuk melamarnya dan berharap ia mau menjadi istriku dan menjadi pendamping setia dalam hidupku kelak

“good morning Mrs Rifa…..how are you to day?”
Sambil tersenyum dan sedikit tebarpesona aku sapa dia, setiap pagi aku biasa mengodanya dengan sapan semacam itu

“apaan sich..bosen tau”
Jawabnya sambil tersenyum padaku, uuh.. manis banget

“oh iya sekarang ada jam,di kelas berapa?”
“ada dikelas IX-1,pak doni saya duluan ya”
“iya.. hati-hati,,, bu guru yang manis”
“insyaa alloh”

Jawabnya sambil tersipu, entah apa dibalik sikapnya itu apakah ia merasa senang, merasa melayang hatinya atau mungkin dia merasa mual dan ingin muntah saat aku memujinya seperti itu.. he.. yang jelas kebanyakan wanita paling senang jika dipuji.. meski mereka sering bilang “ah.. GOMBAL” padahal hatinya merasa melayang dan senang tiada kepalang.. wanita memeng penuh rahasia yang membuat kaum pria penasaran… kuakui gadis itu memberikan keceriaan tersendiri dalam hidupku.
Tak lama aku pun pergi ke kelas IX-2 karna ada jam pelajaran kimia disana, kebetulan kelasnya bersebelahan dengan kelas IX-1 tepat dimana Rifa tengah mengajar kedua kelas itu terletak di lantai dua SMP N 1 PARIAMAN.
Sesampainya aku didepan tangga aku langkah kan kaki ku disetiap anak tangga, namun etah mengapa rasanya ada yang sedang menggoyangkan anak tangga yang aku injak ku lihat langit-langit gedung sekolahpun ikut bergoyang

“ASTAGFIRULLOH….ada apa ini, apa mungkin ada gempa…. ya Alloh… Rifa dan anak-anak ada di atas”

Aku langkah kan kakiku melewati anak tangga karna anak-anak masih di atas dan harus ku selamatkan, suara bel terdengar keras pertanda adanya bahaya anak-nak berhamburan kaluar tinggallah anak-anak kelas IX-1 yang masih diatas mungkin terjadi sesuatu disana yang menyebabkan mereka belum juga menyalamatkan diri sebagian siswa sudah ada yang berhasil turun dari lantai dua
Aku berlari menuju ruang kelas IX-1, ketika aku hampir sampai sebuah balok kayu menimpa pundaku, langit-langit kelas sebagian sudah jatuh dan terlihat berantakan di atas lantai namun bumi masih tetap bergoyang bahkan menjadi semakin kencang
Suara adzan barkumandang, jeritan orang-orang terdengar memilukan.  Setibanya aku didepan kelas terdengar suara anak-anak yang sedang menangis tak bisa keluar karna pintu kelas mereka tak bisa dibuka, kudengar suara rifa yang tengah menenangkan anak-anak. Aku mencoba mendobrak pintu itu namun pintu beton itu terlalu kuat untuk didobrak. Bumi masih berguncang dan semakin kencang rasanya kematian terasa  begitu dekat didepan mata

“ya alloh..selamatkan kami, ya alloh engkau maha perkasa bantulah hamba ya alloh berikanlah hamba kekuatan untuk bisa mendobrak pintu ini dan menyelamatkan mereka”
Doaku dalam hati dan memohon pertolongan pada tuhan semesta alam. Kemudian kucoba mendobrak kembali pintu beton yang tebal itu

“bismillah……..”
“bruk……….”

Pintu itupun jatuh dengan engsel-engselnya, subhanalloh sungguh keajaiban. Didalam kelas anak-anak sedang menangis karna ketakutan

“anak-anak cepat keluar, lewat tangga disebelah kiri cepat”
Mereka pun berhamburan keluar didekat meja guru kulihat rifa tengah memeluk seorang anak wanita yang sedang menangis

“Rifa cepat keluar bawa anak itu keluar”
“tapi Adi masih ada dikamar mandi mungkin ia tak bisa keluar karna dari tadi ia belum juga kembali”
“ia nanti akan aku selamat dia, kamu keluar selamatkan dirimu dan bawa anak-anak”
“kamu bagaimana?”
“kamu jangan fikirakan aku keselamatan mu lebih penting, aku tak mau terjadi sesuatu pada orang yang sangat berarti untukku”
Ketika rifa berlari keluar sebuah balok kayu jatuh dan nyaris menimpanya
“Rifa awas….”

Aku peluk Rifa agar ia tak tertimpa balok itu, punggung kananku  tertimpa balok itu

“doni…”
“cepat keluar jangan fikirkan aku”
Dia pun berlari keluar aku berharap ia bisa selamat. Bumi masih berguncang 4 menit terasa begitu lama bagiku

”Adi masih dikamar mandi”
Aku berlari menuju kamar mandi disana terdengar seorang anak laki-laki yang sedang menangis mungkin tanpa sengaja ia tekunci dari luar pintu itu pun aku buka

“kau tak apa-apa nak?”
Tanyaku pada anak itu, ia hanya menggelengkan kepala dengan air mata yang belum kering

“sekarang kita keluar”
Aku gendong anak itu keluar menuju tangga

“bruk…….”
Terdengar suara bangunan yang ambruk ternyata tangga di sebelah kanan telah ambruk betapa hancur hatiku saat aku lihat beberapa muridku tertimpa runtuhan itu
Aku berlari menuju tangga yang satunya lagi dan berharap tangga itu masih bisa digunakan

“syukurlah tangganya belum ambruk”
Ujarku karna merasa sedikit lega, kuturuni tangga itu dengan pijakan yang tidak seimbang karna gempa. Setelah tiba dibawah kubiarkan anak itu berlari sendiri untuk menyelamatkan diri, ketika aku hendak keluar juga tiba-tiba sebuah internit menimpa kepalaku dan aku tak sadar apa-apa lagi saat itu.
Begitu lama rasanya gempa itu sempat terfikir olehku

“inikah kiamat itu”
Aku merasa ada disuatu tempat tapi entah dimana,

“tunggu… siapa itu sepertinya aku kenal”
Kulihat ada sosok seseorang menghampitiku, ia semakin dekat dan semakin dekat

“doni…..”
Sosok itu memanggil namaku, suara itu terdengar begitu merdu dan sangat familiar ditelingaku

“uni…. Sedang apa uni disini?”
Ternyata ia Uni, ibu yang sangat aku hormati

“uni kangen pada mu nak”
“kenapa Uni bilang begitu bukan tadi pagi kita bertemu”
“ini lah kasih sayang seorang ibu nak,, Doni ibu akan pergi dan

meninggalkanmu nak.. bertahun-tahun ibu bersamamu, merawatmu, menjagamu hingga kau sebesar ini dan tumbuh menjadi pria yang pintar, tampan dan baik.. ibu bangga padamu nak, sekarang waktunya ibu pergi…. jaga dirimu baik-baik…. Ibu sayang pada mu”

“uni….uni… jangan tinggalkan doni,, uni………”
Batapa kegetnya aku mendengar kata-kata Uni, uni menjauhiku dan semakin jauh kemudian ada dua orang yang menjemput uni mereka memakai baju putih dan wajah mereka begitu tampan dan memancarkan cahaya. Aku lihat Uni melambaikan tangannya padaku sambil tersenyum bahagia

“Don.. sadar don…..”
“astagfirulloh….dimana aku”
“alham.. syukurlah kamu sudah sadar, kamu ada dirumah sakit sekarang,,”
“apa..rumah sakit”

Setelah aku tersadar ternyata aku tengah berada di atas ranjang rumah sakit dengan kepala yang dibalut perban. Saat aku pingsan aku mengigau, itulah yang dikatakan Rifa padaku.
Selama 2 minggu aku koma dan Rifa setia menemaniku disini, merawatku setiap pagi dan sore.. berdoa setiap malam untuk kesembuhanku dalam tahajudnya

“Rifa.. Uni.. bagai mana keadaan Uni?”
“Uni……”
Ia terlihat sedih saat ku tanyakan tentang Uni

“Uni kenapa Rif.. jawab”
“aku mohon kamu sabar dan ikhlas karena Uni telah pergi menghadap Alloh.. beliau sudah tenang disana”

Aku tersentak seketika seaakan-akan tak percaya Uni yang sangat aku kasihi telah tiada.. aku pun tak kuasa menahan air mata yang mulai membasahi pipiku, aku tak rela Uni pergi secepat ini tapi apalah daya alloh berkehendak lain aku hanya bisa redo’a untuk Uni. Uni pernah bilang padaku salah satu amal yang takkan prenah putus adalah do’a anak sholeh pada kedua orang tuanya.. mungkin sudah saatnya Uni menemani Bapak disana yang telah lebih dulu pergi meninggalkan kami.. kebikan Uni tak akan pernah kulupakan selamanya..
Dua tahun sudah berlalu bermacam-macam peristiwa telah terjadi..
Sehari setelah aku tersadar aku sudah diperbolehkan pulang oleh dokter padahal sebelumnya dokter mendiagnosa aku menderita gegar otak, namun subhanalloh retakan dalam kepalaku seketika menghilang sungguh keajaiban,, sekali lagi alloh menunjukan kekuasaannya padaku..
Aku, Rifa dan guru-guru yng lain disana mulai membangun kemballi sekolah kami, meski 50 orang siswa dan siswi dari sekolah kami telah tiada tapi kami percaya mereka termasuk suhada karna meninggal dalam keadaan menuntut ilmu..
Aku dan Rifa sudah menikah kami dikaruniai seorang anak laki-laki ia baru berumur 8 bulan kami tinggal disebuah rumah yang sederhana, meskipun begitu kami hidup bahagia disana bersama semua kenangan tentang Uni yang sangat aku sayangi…   

the storry from:

Nugrahara
yayang nugraha

Minggu, 10 April 2011

sang ninja dan bencana

Bencana yang kinimelanda bumi mulai dari gempa,kebakaran hutan,banjir dan yang paling di takutkan yaitu tsunami. Tusunami menjadi pelajaran dan juga teguran dari tuhan untuk kita, penyebab nya bukan hanya gempa bumi di dasar laut namun diri kita yang selalu sombong dan merasa angkuh

Tak lama terngiang di telinga kita, soudara se asia yang kita sayangi tertimpa bensana tsunami, ia melanda negri sang ninja yang kuat dan egitu terdepan di dunia, berikut adalah gambar keadaan negri sang ninja pasca bencana...


berawal dari gempa di dasar laut yang jauh, laut yang begitu infah dan menjadi pujaaan setiap insan seketika menjadi monster buas yang menakutkan.. karena gempa begitu dahsyat lautan pun membuat sircle di tengah samudra
Dari gelombang di tengan laut. ia berjalan denagn angkuh dan buas menuju daratan ia mulai menggoyah raga sang ninja, jeritan dan tangisan mengiringi sang ninja yang telah lumpuh oleh kaisat TSU 





sang ninja di buat begitu tak berdaya melawan sang kaisar TSU, ia benar benar lumpuh dan goyah terseret kekuatan sang kaisar TSU.. ketakutan pun mulai menghigapi jiwa sang ninja sakura









Tenggelamlah sang ninja, sakura pun berguguran bersama keelokan warna merah muda yang mempesona, jiwa yang kuat kini tak berdaya. Tangisan karena kehilanagan  menjadi hari-hari sang ninja.Orang terkasih telah pergi di telan sang kaisar air 





ya... itu lah potret kehidupan nyata, kita hidup dikendalikan oleh yang maha mengendalikan dialah TUHAN dzt pemilik semeta alam, mungkin karena kita lupa untuk memberikan hidup kita jiwa raga kita, hati kita dan semua hal dalam diri kita hanya untuk NYA...dan dia menegurkita denan seuah musibah yang menyakitkan atau mungkin tuhan mencoba iman kita denagan cobaan yang ter amat pedih.. namun jadikan semua ini pelajaran bahwa tak selamanya kita dalam kejayaan,kekuatan dan keperkasaan karena pasti akan datawng saat kita merasakan kesakitan dan keterpurukan..

jadi... berusahalah untuk melakukan sesuatu dengan maksimal,belajar dengan semangat, berlatih sabar dan berdoa karena itulah senjata kita untuk kembali hidup dari keterpurukan...  

pray for japan...